Rabu, 06 Juni 2018

Indahnya Silaturrahmi

Segala puji bagi Allah atas segala rahmat, ni’mat dan hidayahNya kepada kita semua, terutama sekali ni’mat panjang umur, sehat walafiat dan sudah barang tentu ni’mat iman dan islam sehingga kita dapat berkumpul kembali pada hari yang mulia dan ditempat yang mulia ini untuk menunaikan salah satu kewajiban kita sholat Jum’at berjamaah. Sholawat dan salam tak lupa kita sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya yang setia. Tidak lupa khotib berwasiat khusunya kepada diri khotib sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-perintahNya dan menjauhkan segala larangan-laranganNya.


Masih dalam suasana hari raya Idul Fitri 1435 H, khotib ingin dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya. Barang kali ada sikap, perbuatan serta ucapan yang tidak berkenan di hati jamaah sekalian. Mohon maaf lahir batin-minaal ‘aidin wal faizin semoga kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah-kesucian.

Jamaah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Sebuah tradisi yang amat membanggakan bagi kaum muslim ketika berhari raya lebaran adalah tertanamnya tradisi silaturahmi atau lebih tepatnya silaturahim dalam arti saling bertemu-bersalaman seraya mengucapkan mohon maaf lahir batin, saling mengunjungi antar sesama keluarga, kerabat atau teman yang dekat bahkan yang jauh. Sesuai dengan asal makna bahasanya silaturahim  berarti ‘menyambung kasih sayang’, maka momen saling mengunjungi atau bertemu ini sejatinya kita jadikan sebagai momen menebarkan kasih sayang terhadap sesama, menumbuhkan rasa empati dan saling peduli. Tentunya ada banyak  hikmah yang akan kita peroleh dari momen ini disamping silaturahmi itu sendiri adalah perintah Allah dan menjadi fitrah manusia sebagaimana dalam firmanNya:
…….وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa’ :).
Diantara beberapa hikmah silaturahmi yang dapat khotib kemukakan di sini antara lain: pertama, silaturahmi mencairkan ketegangan. Barang kali selama ini kita tidak saling bertegur sapa karena malu, enggan, sungkan atau karena masih tersimpan masalah diantara kita. Hal ini tentunya akan memupuk rasa saling curiga terlebih berburuk sangka antar sesama. Maka dengan momen idul fitri ini, kita terdorong dan dimudahkan Allah untuk saling menyapa dan bicara, membangun kominikasi, saling mengenal lebih jauh. Tanpa kita sadari, bahwa momen ini telah menegaskan kepada kita bahwa naluri manusia pada dasarnya adalah sebagai makhluk sosial yang selalu ingin hidup berdampingan, rukun dan damai yang saling membutuhkan satu sama lain.
kedua, silaturahmi dapat membuka wawasan baru dan memperluas rezeki. Dengan bertemunya antar teman atau kerabat yang sudah lama tak bertemu, tentu ada banyak hal yang akan saling dikemukakan; saling berbagi informasi, bertukar pengalaman dan fikiran tentu akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita dalam beragam bidang dan masalah. Kondisi, situasi atau keadaan teman atau kerabat kita saat ini akan menjadi cermin dan sumber refleksi bagi diri kita betapa diri ini masih penuh dengan kekurangan yang harus segera diperbaiki, masih miskin pengetahuan yang perlu lebih dicari dan digali. Terlebih teman atau kerabat kita menawarkan peluang kerja atau bisnis atau tawaran aktifitas yang akan mengubah haluan hidup kita kearah yang lebih baik dan bernilai, tentu dalam konteks ini, silaturahmi akan mendatangkan rizki sebagaimana hadits Nabi : “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhari).

Yang ketiga dari hikmah silaturahmi adalah bahwa silaturahmi melahirkan empati dan saling peduli. Silaturahmi sebagaimana arti asal katanya, “menyambung kasih sayang”, berarti kita harus menjadikan momen pertemuan kepada sesama sebagai momen untuk merajut atau menebarkan kasih sayang. Prinsipnya, selalu melihat kebawah tidak ke atas, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Apabila kita temukan orang yang sedang membutuhkan pertolongan, maka ulurkan tangan kita untuk ikhlas menolongnya. Apabila kita temui orang yang sedang sakit, sudikan diri kita untuk mewarkan obat atau mengantarkannya berobat, minimal doa atas kesembuhannya. Apabila kita temui orang yang tidak memiliki pengetahuan, maka sudikah kiranya kita dapat mengajarinya.

Spirit ini juga dapat kita temukan dalam ajaran bijak waliyullah-Sunan Drajat : Empat pokok ajaran sunan drajat. antara lain: paringono taken marang kang kaluyon lan wutaparingono pangan marang kang kalirenparingono sandang marang kang kawudanparingono payung kang kodanan. Adapun maksud keempat ajaran tersebut, yakni memberikan tongkat kepada orang buta, memberikan makan kepada yang kelaparan. memberikan pakaian kepada yang telanjang, dan memberikan payung kepada yang kehujanan.  Demikianlah yang menjadi misi nabi saw. wa maa arsalnaaka illa rahmatallil’alamiin, dan tidak Ku utus engkau Muhammad kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Dan sebagaiamna juga sabda Nabi saw: irhamuu maa fil ardhi wa sayarhamu man fii assamaa-sayangilah apa yang ada di bumi niscaya apa yang ada di langit akan menyayangimu.

Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.

Sebagaimana pahala dan hikmahnya yang begitu besar terhadap orang yang memelihara silaturahmi, dan Allah juga memberi ancaman terhadap orang yang suka memutuskan tali persaudaraan sebagaimana firmanNya:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ . أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).

Dan demikian juga yang menjadi ukuran keimanan seseorang salah satunya adalah karena tali silaturahmi : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi” (Muttafaqun ‘alaihi). Semoga kita semua dapat memperteguh keimanan kita dengan senantiasa menjaga silaturahmi. Amiin ya Rabbal alamiin. 

http://khutbahjumatsaya.blogspot.com/2016/01/indahnya-silaturrahmi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar